Pemikiran tafsir Nusantara di Indonesia merupakan pendekatan penafsiran Al-Qur’an yang berkembang dengan mempertimbangkan konteks sosio, kultural, historis, dan kondisi. Masyarakat Nusantara di Indonesia, Pemikiran tafsir Nusantara di Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk cara pandang masyarakat terhadap Islam dan Al-Qur’an. Pendidikan di Indonesia diwarnai oleh keanekaragaman budaya agama, dan bahasa. Memungkinkan tafsir Nusantara berkembang sebagai pendekatan yang kontekstual.
Adapun beberapa tokoh dan karya tafsir Nusantara. Beberapa tokoh yang dikenal dalam pemikiran tafsir Nusantara di Indonesia adalah: Pertama Buya Hamka, beliau menulis Tafsir Al-Azhar yang terkenal luas dipakai di berbagai lembaga pendidikan, Kedua K.H. Bisri Mustofa, penulisan tafsir Al-Ibriz yang ditulis di dalam bahasa jawa. Ketiga Quraish Shihab, penulis tafsir Al-Misbah. Tafsir Al-Misbah yang lebih modern dan kontekstual sesuai dengan berkembangan zaman. Alasan beliau dalam penulisan tafsir Al-Misbah untuk mengindikasikan bahwa makna kehidupan dan berbagai persoalan yang dihadapi oleh manusia dapat diterangkan oleh cahaya Al-Qur’an. Selain itu agar memberikan langkah mudah bagi umat Islam dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an dengan jelas dan terperinci. Penafsiran Nusantara menjadi salah satu bentuk adaptasi Islam dan budaya lokal tanpa meninggalkan esensi dari ajaran AlQur’an. Hal ini mencerminkan fleksibilitas Islam dalam merespon konteks sosial budaya yang beragam di berbagai belahan dunia, termasuk Nusantara.




Reviews
There are no reviews yet.