Dengan perkembangan tekonologi yang begitu pesat saat ini, komunikasi tidak lagi di batasi dalam ruang yang bersifat fisik atau nyata, seperti di rumah, di kelas, di kantor, di pasar, dan sebagainya. Saat ini adalah era digital. Tindakan komunikasi tidak lagi hanya dilakukan di dunia nyata, tetapi juga dapat dilakukan di ruang dunia maya, misalnya media sosial. Semua orang bebas menyampaikan pendapatnya, pikirannya, atau perasaannya melalui media sosial tanpa harus mencari mitra tutur untuk berkomunikasi.
Kritik atau kecaman yang disampaikan sepatutnya tidak bertujuan untuk memprovokasi atau merendahkan individu. Kritik atau kecaman sepatutnya memiliki dasar yang dapat diterima sehingga patut disampaikan. Oleh karena itu, pesan-pesan yang disampaikan harus memperhatikan etika atau nilai-nilai moral yang menjadi pedoman hidup bagi pengguna. Secara etis, dalam tindakan komunikasi, setiap individu dituntut untuk saling menghormati atau menghargai satu sama lain. Setiap pesan yang disampaikan sepatutnya pesan yang mendamaikan atau yang tidak menimbulkan perselisihan. Walaupun kritik atau kecaman dalam sistem demokrasi adalah hal yang absah dan dijamin di mata hukum, pesan yang disampaikan sepatutnya tidak menyalahi aturan norma yang berlaku.
Berdasarkan fenomena tersebut, dalam buku ini penulis menjabarkan kasus-kasus berbahasa di media sosial, khususnya bahasa evaluatif seperti kritik atau kecaman ditinjau dari kepatuhan terhadap nilai etika. Buku ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan alternatif untuk melihat bagaimana mengukur bahasa yang digunakan itu etis atau tidak etis. Buku ini akan menunjukkan apakah kritik itu selalu melanggar etika atau bahkan yang dianggap melanggar etika itu ternyata tidak melanggar.




Reviews
There are no reviews yet.