Residentie Asisten Residen van Lebak. Pada abad ke 19 bangunan ini difungsikan sebagai rumah tinggal assiten residen Multatuli. Eduard Douwes Dekker lahir pada 2 maret 1820 di Amsterdam, Belanda. Pada 10 September 1855 douwes deker diangkat menjadi asisten residen Lebak, Banten. Mesksi hanya menjadi asisten residen di Lebak selama 3 bulan (21 Januari – 4 April 1856), ia berhasil membongkar praktik eksploitasi penguasa kolonial atas rakyat bumiputera.
Dalam upayanya, douwes deker kemudian mengirim surat kepada atasan dan mengungkapkan bahwa ia menentang sikap pemerintah kolonial Belanda yang tidak menanggapi praktik eksploitasi di tanah jajahan. Sayangnya, usulan itu ditolak oleh atasan bahkan ia malah diberi pengringatan keras. Kesal dengan sikap bangsanya sendiri, Douwes Dekker memilih untuk mengundurkan diri menjadi asisten residen dan kembali ke Eropa.
Bertekad untuk mengungkap kekejaman yang ia saksikan di Lebak, Douwes Dekker mulai menulis artikel di perusahaan surat akabar di Brusel, Belgia. Namun, artikel yang ia tulis belum berhasil mendapatkan perhatian dari para pembaca. Barulah pada 1860, tulisanya yang terbit dalam bentuk novel satir antikolonialis berjudul Max Havelaar, menjadi terkenal. Melalui Max Havelaar, Douwes Dekker membongkar praktik eksploitasi penguasa kolonial atas rakyat Indonesia dan menyerukan keadilan.
Reviews
There are no reviews yet.